Diare pada anak-anak dapat menjadi sangat membahayakan, maka perhatikan betul pola makan anak Anda yang sedang menderita diare. Anak-anak lebih mudah menderita dehidrasi daripada orang dewasa, serta lebih fatal akibatnya. Sehingga mereka harus diberikan cairan lebih banyak dan lebih sering lagi. Larutan elektrolit oral atau yang lebih kita kenal dengan oralit dapat menjadi pilihan, karena larutan ini mengandung garam-garam penting yang hilang dari tubuh selama diare. Untuk anak-anak tersedia juga oralit khusus untuk anak-anak yaitu pedialyte. Anak-anak yang mengalami diare sebaiknya beristirahat di rumah hingga kondisinya pulih.
Selain itu untuk mengurangi diare dan mempercepat penyembuhannya, bisa digunakan bermacam jenis obat. Namun hati-hati dalam memilih obat pada pengobatan sendiri. Terdapat banyak pilihan obat bebas yang digunakan sebagai obat diare:
*Obat yang banyak digunakan karena sangat ampuh mempersingkat waktu diare adalah loperamid (Imodium, Lomodium, Lodia, Imomed, dsb). Obat ini berkhasiat menekan gerakan usus berlebihan dan memulihkan keseimbangan yang terganggu antara penyerapan dan pengeluaran air dari sel-sel dinding usus.
**Sebagai ‘zat pemadat’ sering digunakan zat yang bersifat mengembangkan seperti garam Alumunium, Al-hidroksida, Al-silikat (kaolin) kadang terkombinasi dengan suatu karbohidrat pectin. Cara kerja dari jenis obat ini adalah membentuk jel dan mengikat cairan berlebih, racun, dan kuman dalam usus sehingga tinja menjadi lebih padat dan tidak berupa cairan lagi.
***Arang aktif dapat digunakan untuk mengatasi diare akibat keracunan makanan. Arang aktif (Bekarbon, Norit) sangat berguna untuk mengadsorpsi zat racun yang berasal dari makanan rusak/basi. Untuk efek optimal arang aktif perlu diminum dengan takaran cukup besar, 2-3 kali sehari 3-4 tablet.
****Obat-obat lain yang digunakan pada kasus diare adalah zat-zat penciut (adstringensia) yaitu tanin atau asam samak dan garam bismuth. Obat-obat ini berfungsi menciutkan dan mengeraskan dinding usus. Dengan demikian diperkirakan menghalangi penyerapan kuman dan toksin sekaligus mengurangi pengeluaran cairan berlebihan. Efek obat ini belum secara luas terbukti sehingga jarang digunakan.
Disamping obat-obat bebas ini, ada pula beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri (misal: disentri, kolera). Jenis obat ini misalnya Kliokinol, Gol Sulfa (Ftalilsulfatiazol, Sulfasuksidin, Sulfaguanidin), dan antibiotika usus (neomisin, streptomisin, kolistin dan paromisin). Semua obat ini merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dibawah pengawasan dokter. Penggunaan sembarangan dari sulfa dan antibiotika dapat menimbulkan berbagai bahaya seperti bakteri yang resisten terhadap obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar